Banyuasin Online, Muara Sugihan – Telah mengenal laut sejak usia 7 th, Rohayati kecil sering diajak ayahnya yang seorang nelayan tradisional di Desa Kuala Sugihan Kecamatan Muara Sugihan mengais rezeki dengan menangkap ikan. Sebagai sulung dari 11 bersaudara kebiasaan ini menumbuhkan kecintaannya terhadap kehidupan di Laut.
Namun nasib kurang beruntung menghampirinya, sejak 21 tahun yang lalu ia terpaksa menyandang status janda dengan 3 orang anak. Kewajibannya menghidupi ketiga buah hatinya ini membuat semangatnya membaja.
Bukan perahu bermotor dengan peralatan canggih yang menemaninya, selama ini Rohayati melaut hanya dengan menggunakan perahu dayung yang hanya bisa ditumpangi 1 orang. “Sekali melaut bisa 2-3 hari baru pulang,” ujarnya.
Karena harus berhari-hari terombang-ambing dilaut, Rohayati menyiapkan segala perbekalan sebelum berangkat. ” Biasanya mulai pergi ke laut sekitar pukul 1 dini hari,” ungkapnya. Rohayati akan kembali ke darat dengan mengandalkan angin laut dan gelombang pasang yang akan membawanya tiba sekitar pukul 10 pagi.
Dalam sekali melaut, Rohayati mampu membawa 15 hingga 20 Kg hasil tangkapan, baik berupa ikan kakap, sembilang, hingga kepiting. Ditanya hal apa yang paling menakutkan ketika sebagai perempuan seorang diri melaut, Rohayati mengatakan bukan cuaca ekstrim atau gangguan perombak yang ditakutinya.
“Kalau cuaca buruk atau gelombang besar ya pasrah saja, perahu akan berayun-ayun saat itu, asal tetap mejaga keseimbangan. Namun yang paling saya takuti itu kalo ketemu hewan buas,” tuturnya.
Rohayati menceritakan, beberapa kali dirinya bertemu Harimau, Buaya hingga Ukar Cobra. “Yang paling menakutkan waktu ketemu Ular Cobra ketika menangkap kepiting di daerah pesisir hutan. Ular Cobra itu kan bisa berenang di air, jadi dia mengejar, saya mendayung sampai ngompol,” ujarnya diselingi tawa.
Berbagai kendala yang ditemui Rohayati tidak sedikitpun melunturkan kecintaan perempuan ini terhadap profesinya sebagai nelayan. Ketika disinggung kapan ingin berhenti melaut, ia menuturkan walau anak-anaknya telah mapan nantinya, namun karena memancing dan menangkap ikan sudah menjadi kecintaanya, ia tidak akan berhenti melaut hingga tubuhnya sudah tidak mampu lagii diajak ke laut.
Ketangguhan Rohayati ini mendapat apresiasi dari Bupati Banyuasin, Yan Anton Ferdian,SH. Bupati mengungkapkan, Rohayati sebagai satu-satunya nelayan perempuan di Kelompok Nelayannya memberikan contoh teladan yang bisa ditiru banyak orang.
Bahkan, Kepala Desa Kuala Sugihan, Sahid, yang menemani Rohayati berjumpa dengan Bupati menyampaikan. Kegigihan Rohayati ini membawa dirinya dipercaya sebagi Ketua Kelompok Nelayan Putri Duyung yang kesemua anggotanya adalah laki-laki. “Bahkan Ibu Rohayati ini ditunjuk sebagai anggota keamanan lingkungan (Linmas,Red) sejak tahun 2005”ungkap Sahid.
Atas kegigihan Rohayati ini, Bupati melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Kab.Banyuasin memberikan bantuan berupa mesin tempel berkapasitas 15 PK. “Dengan mesin ini, Ibu Rohayati tidak perlu lagi menginap di laut. Katanya bahkan dengan mendayung 2 jam belum tentu bisa mencapai lokasi yang diinginkannya” ujar Yan Anton saat bertemu Rohayati di Quest House Rumah Dinas Bupati Banyuasin.
Kedepan Bupati berharap Rohayati juga akan mendapatkan bantuan berupa jaminan asuransi yang akan dikeluarkan Pemerintah Pusat. Dengan asuransi, Rohayati dan 4000 nelayan lain di Kab. Banyuasin diharapkan dapat lebih tenang menjalankan pekerjaannya.